Jumat, 22 Agustus 2014

True Crime (1999)

Film ini mampu membawa penonton untuk tetap penasaran dengan kelanjutan ceritanya, walaupun tanpa adegan kejar-kejaran atau tembak-tembakan yang luar biasa. Sebuah contoh bahwa kekuatan cerita dan karakter pemain, merupakan modal utama kekuatan sebuah film. "True Crime" dapat menjadi alternatif menonton dari film-film sekarang yang sudah semakin canggih.

Clint Eastwood menjadi sutradara sekaligus aktor utama dari film ini. Ia berperan sebagai Steve Everettte, seorang reporter yang menyelediki sebuah kasus pembunuhan. Dengan ketenangan dan suara seraknya, ia berhasil membawa penonton ke dalam suasana penuh misteri yang pas dengan jalan cerita film ini. Pemain lainnya ada Isaiah Washington yang berperan sebagai Frank Louis Beechum terpidana yang akan dieksekusi mati, dan LisaGay Hamilton berperan sebagai istri Isaiah. Bukan nama-nama beken, namun sekali lagi True Crime dapat menunjukkan kualitas di dalam kesederhanaannya.

Salah satu adegan favorit saya adalah ketika Steve Everette datang untuk mewawancarai Beechum di dalam selnya. Steve bertanya apakah Beechum mempercayai Tuhan atau tidak. Lalu Beechum menjawab bahwa ia mempercayai Tuhan. Beechum balas bertanya ke Steve, lalu ia hanya menjawab dengan menunjuk hidungnya. Ia berkata bahwa ia hanya percaya dan mengikuti instingnya. Sebuah contoh dari bagaimana setiap adegan dirancang dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kesan yang kuat pada penonton.

Minggu, 25 Mei 2014

X-Men: Days of Future Past


The movie is entertaining,
I like it so much..

The movie was started with dark scenes. The viewers were introduced to a hard-to-be-defeated monster. This condition forced the viewers to think, and involve emotionally. It is a very good technique so that the viewers can enjoy the rest of the movie.

After that, the storyline is surprisingly good. It has some ripples here and there.

Another substantial factor of a good movie is a good humor. This x-men movie has some good jokes which is properly placed and delivered. One example, I quote: "In the future, you and I are gonna be good friends.You just don't know it yet". Find it in the movie! LOL

Last but not least, I think the message of the movie is very noble and deep. As it explains, why xavier is very important and is needed to be the leader.

All in all, I give this movie my second highest compliment: Cool!

Senin, 11 Maret 2013

Jack the Giant Slayer


Kemarin nonton "Jack the Giant Slayer". Jalan ceritanya lumayan berliku-liku, gambar-gambar dan efeknya bagus, pemeran-pemerannya juga cukup baik.

Plot dasarnya, mungkin sebagian besar orang sudah tahu.. mengenai jack yang naik pohon ajaib yang sangat tinggi sampai ke langit, kemudian bertemu dengan raksasa. Namun banyak hal unik yang ditampilkan pada setiap bagian ceritanya. Sehingga tidak terkesan mudah ditebak, dan menimbulkan rasa adventures. Nuansa humor juga terkesan mendominasi jalannya cerita.

Bagaimana movie-maker menampilkan negeri di atas awan, sosok raksasa yang mengerikan, gambaran istana Cloister yang megah.. Betul-betul berusaha menampilkan sesuatu yang baru, tetapi tidak terkesan eksperimental.

Mimik Nicholas Hault, sebagai Jack, sepertinya merupakan roh dari film ini. Memperlihatkan rasa optimis yang sangat besar, tetapi tidak terkesan ambisius. Dukungan dari aktor senior EwanMcGregor, memperkaya rasa dari film ini. Tidak lupa, peran-peran kecil lainnya juga memiliki ciri khasnya masing-masing.

Kesimpulannya, film ini pasuntuk ditonton bersama keluarga, di akhir pekan. Bagus!

Sabtu, 12 Januari 2013

The Impossible : Cerita Indah Setelah Tsunami



Tidak lama berselang dari awal film, the big thing happens. Tsunami secara tiba-tiba mengubah nuansa film dari kedamaian yang menentramkan, menjadi mimpi buruk yang mengerikan. 

Film ini betul-betul dapat menampilkan segala sesuatunya menjadi begitu hidup.. begitu nyata. Sesuatu yang sepertinya sederhana, dapat menjadi begitu intens. Seperti contoh adegan Henry menelpon ke rumah untuk mengabari apa yang terjadi. 

Tidak hanya itu, film ini juga menampilkan hal yang besar-besar. Rumah sakit yang ramai, kerusakan kota yang luar biasa, dan korban yang bergelimpangan, merupakan contoh besarnya kemampuan yang dimiliki oleh sutradara, produser, dan seluruh cast&crew yang terlibat. 

Patut mendapat pujian adalah acting yang ditampilkan oleh Naomi Watts sebagai Maria, Ewan Mc Gregor sebagai Henry, Tom Holland sebagai Lucas, Samuel Joslin sebagai Thomas, dan Oakley Penderglast sebagai Simon. Kekuatan acting yang ditampilkan oleh masing-masing mereka, menjadikan tema film yang ingin menampilkan kolaborasi di antara anggota keluarga, dapat terlihat dengan sangat baik. Jika harus memilih salah satu, maka saya pribadi memilih Tom Holland yang berperan sebagai Lucas. Rasa takut, getir, dan keberanian, mampu diperlihatkannya dalam setiap fase cerita.


Pujian juga untuk special make up effect artist. Luka pada betis belakang Naomi Watts, kulit yang terbuka dan darah yang mengalir, betul-betul dapat membuat ngilu pada penonton yang melihatnya.

Beberapa quotes diulang-ulang pada beberapa adegan, menurut saya pribadi ingin menegaskan kesan yang ingin diperlihatkan pada penonton. Contohnya adalah quotes dari Naomi Watts (Maria):
"Close yout eyes, think of something nice"

Quotes tersebut juga disampaikan Thomas ketika ingin menenangkan adiknya Simon, dan oleh perawat di rumah sakit ketika akan membius Maria. Menurut saya, quotes itu ingin memberikan kesan begitu terguncangnya mental para korban, sehingga salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memejamkan mata, melupakan segala yang telah dan sedang terjadi, kemudian mengganti bayangan tersebut dengan hal-hal yang indah. 

Hanya satu hal yang mengganjal dari 113 menit durasi film. Yaitu adegan ketika seorang ibu tua datang menghampiri Thomas, lalu mereka berdiskusi mengenai bintang. Menurut saya adegan tersebut terlalu puitis dan teatrikal. Di tengan-tengah segala sesuatu yang begitu real, adegan tersebut seperti mencabut penonton dari mimpi yang sedang dibangun. 

Akhir kata, film ini merupakan film drama keluarga yang disuguhkan dengan sangat apik. Keren!

Minggu, 07 Agustus 2011

Surat Kecil untuk Tuhan


Sebuah film yang sarat makna, disampaikan dengan tulus dan sepenuh hati. Seluruh pemain bermain dengan baik. Walaupun pada beberapa bagian yang intens, beberapa pemain, saya rasa, masih perlu pendalaman materi, akan tetapi masih dalam koridornya.

Pemeran Gita Sesa Wanda Cantika, sungguh luar biasa membawakan perannya. Setiap lika-liku cerita berhasil dilewatinya dengan mulus. Saat-saat up maupun down diisi dengan emosi yang pas dan penampilan yang memukau.

Tidak melupakan peran Alex Komang, sebagai aktor senior, memperjelas karakter dari film ini.

Sisi cerita memiliki sisi natural yang sangat baik, mengingat film ini dilandasi oleh kisah nyata. Penyampaiannya pun sangat baik. Secara general, mood film ini adalah tenang, sepi, dan flow yang lambat. Tetapi, sepertinya ramuan itu yang pas untuk cerita seperti ini.

Secara keseluruhan, saya sangat menikmatinya. Pujian saya yang tertinggi untuk film ini (Keren!!). Dari film ini, saya menjadi ingat kembali akan arti penting film sebagai sumber inspirasi manusia.

Inspire people first, then you can change the world

Kamis, 04 Maret 2010

Crazy Heart


Good movies.. Um, great movies, i think.. With a lot of good country songs.. And very neat performance from the actors and actresses, especially Jeff Bridges who play as Bad Blake; An old country musician who famous at his own time.

The story itself is very natural. A musician who travel from one city to another city, from one bar to another bar. Facing his age which is not young anymore. Feeling got nothing, than become an alcoholic and heavy smoker. Heading the climax, the story becomes more interisting when more trouble comes to visit. Finally, it ends, naturally too.

For the very natural plot, good performance of the cast, and the very entertaining country songs, I rate this film as "Keren".

Minggu, 03 Januari 2010

Sang Pemimpi

Kalo mau diacungin jempol, mungkin butuh banyak banget jempol.. Sang Pemimpi.. Gokil!

Yang pertama, soal sinematografinya.. Cukup manis.. Terutama, saya melihat ada nuansa warna berbeda yang sengaja ditampilkan untuk setiap lokasi atau waktu yang berbeda. Contohnya, ketika bercerita mengenai masa kecil ikal, nuansanya banyak ke hijau dan sedikit kurang berwarna. Sementara ketika masa remaja tiga sekawan (ikal, arai, dan jimbron) nuansa warnanya lebih cerah dan warna-warnanya lebih catchy. Sebagai kritik, menurut saya, sebaiknya pada adegan-adegan dramatis seharusnya lebih banyak dalam mengeksplorasi ekspresi, salah satunya bisa dengan memperbanyak shoot close up. Mungkin akan agak terkesan klise, tetapi penonton tetap butuh itu. Sekali lagi, itu menurut pendapat saya pribadi.

Yang kedua, mengenai pemain. Satu yg ingin saya angkat adalah mengenai permainan Rieke Dyah Pitaloka. Saya selalu terbawa suasananya ketika ia ada di dalam frame. Memang, hampir setiap adegannya selalu sedih sekali. Tetapi, menurut saya, dua kata kuncinya, yaitu sikap keibuan dan ketulusan. Dua aspek yang ditampilkan tersebut menjadi dorongan kuat untuk menyeret penonton, termasuk saya, ke dalam rasa yang ingin dibangun. Selain itu, mengenai Mathias Muchus. Sejak awal film ia sudah dieksplor cukup banyak. Agak menarik, mengingat Mathias Muchus adalah suami dari Mira Lesmana. Tetapi, menurut saya, pada kenyataannya, memang ada potensi besar pada Mathias Muchus yg akan keluar dengan baik jika penempatannya benar. Dan pada film ini, yang saya lihat adalah penampilan terbaik Mathias Muchus dari film-filmnya yang pernah saya tonton. Selain dua aktor tersebut, pemain-pemain lainnya juga bermain dengan baik dan cukup alamiah. Riri Riza membuktikan kata-katanya, bahwa filmnya berbasis pada pengembangan karakter. Terlihat sekali, dalam film Sang Pemimpi ini, semua pemain dieksplor habis permainannya. Yang pada akhirnya, untuk menunjukkan yang terbaik kepada penonton.

Yang ketiga, mengenai plot. Plot Sang Pemimpi cukup unik, tidak monton, segar, tidak klise, dan, yang paling penting, menunjukkan sisi originalitasnya. Sudah seharusnya, movie maker, seperti layaknya profesi lainnya, terus berusaha memperbaiki diri dan menunjukkan kematangan karya yang lebih daripada karya sebelumnya. Seperti pada, Sang Pemimpi ini, menurut saya, sudah berhasil untuk bisa lebih baik daripada Laskar Pelangi, bukan hanya dari segi plot ini saja, tetapi juga pada hampir semua sisi filmnya.

Yang terakhir, mengenai cerita atau amanat yang ingin disampaikan. Sejak dahulu kala, tukang-tukang cerita yang baik memang selalu berusaha untuk menyampaikan pesan positif sambil berupaya menginspirasi audiensnya. Pada film ini, Sang Pemimpi sudah berhasil memenuhi dua kriteria tersebut. Pesan positifnya antara lain : rajin belajar, berbakti pada orang tua, disiplin, dan jangan pantang menyerah. Selain itu, juga telah berhasil menginspirasi penontonnya. Seperti saya, ketika keluar dari gedung bioskop, saya merasakan semangat hidup saya seperti bertambah berkali-kali lipat. Yang pasti, saya akan terus bermimpi, seperti Sang Pemimpi.

"..dan Tuhan akan memeluk mimpi-mipi itu."


Amin..