Tidak lama berselang dari awal film,
the big thing happens. Tsunami secara tiba-tiba mengubah nuansa film dari kedamaian yang menentramkan, menjadi mimpi buruk yang mengerikan.
Film
ini betul-betul dapat menampilkan segala sesuatunya menjadi begitu
hidup.. begitu nyata. Sesuatu yang sepertinya sederhana, dapat menjadi
begitu intens. Seperti contoh adegan Henry menelpon ke rumah untuk
mengabari apa yang terjadi.
Tidak
hanya itu, film ini juga menampilkan hal yang besar-besar. Rumah sakit
yang ramai, kerusakan kota yang luar biasa, dan korban yang
bergelimpangan, merupakan contoh besarnya kemampuan yang dimiliki oleh
sutradara, produser, dan seluruh cast&crew yang terlibat.
Patut mendapat pujian adalah
acting yang
ditampilkan oleh Naomi Watts sebagai Maria, Ewan Mc Gregor sebagai
Henry, Tom Holland sebagai Lucas, Samuel Joslin sebagai Thomas, dan
Oakley Penderglast sebagai Simon. Kekuatan
acting yang
ditampilkan oleh masing-masing mereka, menjadikan tema film yang ingin
menampilkan kolaborasi di antara anggota keluarga, dapat terlihat dengan
sangat baik. Jika harus memilih salah satu, maka saya pribadi memilih
Tom Holland yang berperan sebagai Lucas. Rasa takut, getir, dan
keberanian, mampu diperlihatkannya dalam setiap fase cerita.
Pujian juga untuk special make up effect artist.
Luka pada betis belakang Naomi Watts, kulit yang terbuka dan darah yang
mengalir, betul-betul dapat membuat ngilu pada penonton yang
melihatnya.
Beberapa quotes diulang-ulang pada beberapa adegan, menurut saya
pribadi ingin menegaskan kesan yang ingin diperlihatkan pada penonton.
Contohnya adalah quotes dari Naomi Watts (Maria):
"Close yout eyes, think of something nice"
Quotes tersebut
juga disampaikan Thomas ketika ingin menenangkan adiknya Simon, dan
oleh perawat di rumah sakit ketika akan membius Maria. Menurut saya, quotes itu
ingin memberikan kesan begitu terguncangnya mental para korban,
sehingga salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memejamkan
mata, melupakan segala yang telah dan sedang terjadi, kemudian mengganti
bayangan tersebut dengan hal-hal yang indah.
Hanya
satu hal yang mengganjal dari 113 menit durasi film. Yaitu adegan
ketika seorang ibu tua datang menghampiri Thomas, lalu mereka berdiskusi
mengenai bintang. Menurut saya adegan tersebut terlalu puitis dan
teatrikal. Di tengan-tengah segala sesuatu yang begitu real, adegan tersebut seperti mencabut penonton dari mimpi yang sedang dibangun.
Akhir kata, film ini merupakan film drama keluarga yang disuguhkan dengan sangat apik. Keren!