Kamis, 04 Maret 2010

Crazy Heart


Good movies.. Um, great movies, i think.. With a lot of good country songs.. And very neat performance from the actors and actresses, especially Jeff Bridges who play as Bad Blake; An old country musician who famous at his own time.

The story itself is very natural. A musician who travel from one city to another city, from one bar to another bar. Facing his age which is not young anymore. Feeling got nothing, than become an alcoholic and heavy smoker. Heading the climax, the story becomes more interisting when more trouble comes to visit. Finally, it ends, naturally too.

For the very natural plot, good performance of the cast, and the very entertaining country songs, I rate this film as "Keren".

Minggu, 03 Januari 2010

Sang Pemimpi

Kalo mau diacungin jempol, mungkin butuh banyak banget jempol.. Sang Pemimpi.. Gokil!

Yang pertama, soal sinematografinya.. Cukup manis.. Terutama, saya melihat ada nuansa warna berbeda yang sengaja ditampilkan untuk setiap lokasi atau waktu yang berbeda. Contohnya, ketika bercerita mengenai masa kecil ikal, nuansanya banyak ke hijau dan sedikit kurang berwarna. Sementara ketika masa remaja tiga sekawan (ikal, arai, dan jimbron) nuansa warnanya lebih cerah dan warna-warnanya lebih catchy. Sebagai kritik, menurut saya, sebaiknya pada adegan-adegan dramatis seharusnya lebih banyak dalam mengeksplorasi ekspresi, salah satunya bisa dengan memperbanyak shoot close up. Mungkin akan agak terkesan klise, tetapi penonton tetap butuh itu. Sekali lagi, itu menurut pendapat saya pribadi.

Yang kedua, mengenai pemain. Satu yg ingin saya angkat adalah mengenai permainan Rieke Dyah Pitaloka. Saya selalu terbawa suasananya ketika ia ada di dalam frame. Memang, hampir setiap adegannya selalu sedih sekali. Tetapi, menurut saya, dua kata kuncinya, yaitu sikap keibuan dan ketulusan. Dua aspek yang ditampilkan tersebut menjadi dorongan kuat untuk menyeret penonton, termasuk saya, ke dalam rasa yang ingin dibangun. Selain itu, mengenai Mathias Muchus. Sejak awal film ia sudah dieksplor cukup banyak. Agak menarik, mengingat Mathias Muchus adalah suami dari Mira Lesmana. Tetapi, menurut saya, pada kenyataannya, memang ada potensi besar pada Mathias Muchus yg akan keluar dengan baik jika penempatannya benar. Dan pada film ini, yang saya lihat adalah penampilan terbaik Mathias Muchus dari film-filmnya yang pernah saya tonton. Selain dua aktor tersebut, pemain-pemain lainnya juga bermain dengan baik dan cukup alamiah. Riri Riza membuktikan kata-katanya, bahwa filmnya berbasis pada pengembangan karakter. Terlihat sekali, dalam film Sang Pemimpi ini, semua pemain dieksplor habis permainannya. Yang pada akhirnya, untuk menunjukkan yang terbaik kepada penonton.

Yang ketiga, mengenai plot. Plot Sang Pemimpi cukup unik, tidak monton, segar, tidak klise, dan, yang paling penting, menunjukkan sisi originalitasnya. Sudah seharusnya, movie maker, seperti layaknya profesi lainnya, terus berusaha memperbaiki diri dan menunjukkan kematangan karya yang lebih daripada karya sebelumnya. Seperti pada, Sang Pemimpi ini, menurut saya, sudah berhasil untuk bisa lebih baik daripada Laskar Pelangi, bukan hanya dari segi plot ini saja, tetapi juga pada hampir semua sisi filmnya.

Yang terakhir, mengenai cerita atau amanat yang ingin disampaikan. Sejak dahulu kala, tukang-tukang cerita yang baik memang selalu berusaha untuk menyampaikan pesan positif sambil berupaya menginspirasi audiensnya. Pada film ini, Sang Pemimpi sudah berhasil memenuhi dua kriteria tersebut. Pesan positifnya antara lain : rajin belajar, berbakti pada orang tua, disiplin, dan jangan pantang menyerah. Selain itu, juga telah berhasil menginspirasi penontonnya. Seperti saya, ketika keluar dari gedung bioskop, saya merasakan semangat hidup saya seperti bertambah berkali-kali lipat. Yang pasti, saya akan terus bermimpi, seperti Sang Pemimpi.

"..dan Tuhan akan memeluk mimpi-mipi itu."


Amin..